Skip to main content

papandayan-and Its Story IV




beloved mom!

Comments

  1. iimmmm..... cerita dan foto papandayan disharing ke milis natrekk dungs... kok milis sepi ya, kagak ada cerita dari yang habis nanjak papandayan

    ReplyDelete
  2. wah gue no coment dah buat emak lo im...
    salut gue..
    Kalo kata lagu iwan fals ini Nenek Ku Okem neh....
    salut brooo...

    ReplyDelete
  3. siap darling!! ini lagi di ketik neeh....!!

    ReplyDelete
  4. lhooo... ini apa...??
    i mean kok bisa ada di dlm album 'beloved mom?'
    ga matching agh ama judulnya...
    your mom malah blurry in this shoot :D

    ReplyDelete
  5. Gw salut bgt ma emak
    Bahagianya bisa jalan bareng begini ama emak tercintaa

    Yg gw suka klo liat kalian bertiga ngumpul (emak, loe, kisut) adalah...candaan dan gaya bicara yg ceplas ceplosnya itu lhooo... Enteeeng banget !!!

    Lain kali klo mau jalan ma emak, ajak2 gw yeee

    ReplyDelete
  6. oke mbak...thanks juga udah ikutan bantuin jaga emak yah....orang betawi emang gitu...ceplas-ceploss!!

    ReplyDelete
  7. saluuuuuttt! oke bngt emak lu Im!
    cool!

    gw terakhir bisa nanjak bareng emak dah taun 94 :p

    ReplyDelete
  8. Ampuuun dah, tob euy si emak
    Celaannya juga tob dah, gw yg pendiem ini jd tambah diem deh, hehehehe

    ReplyDelete
  9. hahah....mo nemenin ke pangrango gak april??

    ReplyDelete
  10. Emak...!! Jangan kapok ya mak..! Boim emang anak durhaka nih. :-P

    ReplyDelete
  11. hehhe.. ditipu ama anaknya... diajak tour ga tahunya ke gunung

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kelas Photo

Start:      Nov 3, '08 03:00a End:      Nov 10, '08 Location:      photo Dear Jper's Ada kabar gembira nech...., Mister Roy Genggam yang photographer profesional dan penyayang ular itu akhirnya meluangkan waktunya untuk sharing ilmu photography dengan jpers . Siapa tahu setelah mengikuti kursus ini foto foto petualangan kita makin kinclong dan laku dipasarkan.. Adapun schedule kegiatannya sebagai berikut Tanggal : 08 November 2008 Waktu : 13.00 ~ 17.00 WIB Lokasi : Studio Roy Genggam Jalan Karyawan No. 12 Pondok Pinang Jaksel PIC : Boim Akar ( 021-95465096 ) 25 Jpers yang sudah terdaftar mohon untuk confirm kehadirannya segera ke Obie ( 0856-93208384 ), karena apabila berhalangan hadir akan diisi oleh Jpers yang lain ..... Boim =confirm Tante Nha = confirm Sigit A = confirm Kris Ibenk Rera Aji Timmy Gonjes Yuli Yani cowok Obie Bule lele Ira Faris Redi Ucit Andy Ray Andreas Tonny M

Perjalanan 7: Segelas Kopi di Danau Muram

Kesendirian menghadirkan ingatan-ingatan masa lalu yang suram. Bayangan tentang kegagalan, kecenderungan kekecewaan dan frustasi masa silam. Semua bergulir pelan, menyiksa batin yang berontak ingin melepaskan semuanya. Menunggu tangan-tangan kuat untuk mengangkat penderitaan yang berkarat itu. Yah.. kesendirian yang seharusnya menyenangkan, namun sering kali hanya pelarian. Angin sore dari hutan bambu berhembus pelan. Mengerakkan batang-batang berbuku saling bergesekan, menciptakan decit yang mengganggu pendengaran. Aku mempercepat langkah mengikuti arah yang ditunjukkan Lelaki itu. Meloncati beberapa akar dan tanah becek. Hingga kecerobohan membuat aku terjerembab ke tepi danau. Dari kejauhan, aku melihat Dia tertawa senang. "Senang sekali melihat orang menderita!" runtukku ketika sampai didekatnya. Dia makin tertawa dengan lepasnya. "Kopinya sudah habis. Kelamaan sih sampe sininya," ujarnya menggoda. "Ah, nyesel udah lari sampe nyungsep ga ada hasil. Kotor se

Lelaki – Pengelana dan Setangkai Lily

Pada dasarnya, hidup adalah pengarungan waktu yang berujung pada sebuah keputusan. Terus menerobos mencari persinggahan, kemudian memutuskan untu tinggal selamanya, atau mengembara terus, mencar sesuatu yang belum tentu ada. Kepuasan batin yang kemudian menjadi alasan, lama-lama seperti pembenaran dari sebuah ketidakjujuran hati, akan perlunya dermaga untuk melabuhkan bahtera tanpa nama itu. Seorang pengelana di neger ginseng, Korea, melintasi gunung bukit, mengarungi lautan, menempuh jalanan berkilo-kilo meter, sebagai seorang pelukis. Pada kedalaman hutan-hutan tidak berpenghuni, dia mendapati sejuta kecemerlangan kehidupan. Kesunyian menghadirkan syair-syair dalam bahasa cinta yang manis. Meski dia belum tau persis, apa makna dari mencintai itu sebenarnya. Namun, dia tak pernah berfikir untuk  berhenti mengembara. Sang pengelana itu, pada hari malam dan cuaca dingin, jauh dari kampung halamannya, singgah di warung seorang  janda beranak satu, yang mulai remaja. Sang Janda, meny