Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

Lelaki : Menjadi

bicara engkau tentang gelisah yang dua tiga pekan ini membuncah saat malam sepi, tangismu pecah antara hujan dan petir yang turun tergesa-gesa sudah, bersabarlah, tenanglah .. lupakan semua hari kemarin kesini datang dalam dekapku kita mengembara meski hanya otak dan khayal bmkr/0413

Buku, Kopi & Sajak Cinta Sepenggal

+ Kapan terakhir kamu membaca buku? tanyanya suatu hari. - Hmm, kapan yah? Sebulan atau setahun lalu. Ada apa rupanya, tiba-tiba kau bertanya tentang buku? aku balik bertanya. + Tidak mengapa. Hanya ingin tahu saja. Bukankah dulu, kamu yang "meracuni" saya melahap semua buku yang kamu sodorkan. Bahkan ketika kamu paksa saya membaca Dunia Sofie yang menurut saya, hhmmm.. sangat bukan saya. Kamu ngotot. Katamu, dari situ, kamu akan mengerti apa arti hidup dan kehidupan itu sendiri. Dan saya baca. Meski bingung, pada awalnya, saya tetap teruskan hingga habis. Dan memang kemudian saya bisa merasai, nikmatnya melahap buku tebal itu.  Saya termenung. Mengingat peristiwa itu. Jauh sebelum kami menjadi akrab sekarang. Buku adalah teman buat saya. Sahabat yang tidak pernah bawel ketika saya memakai sendal jepit ke mall. Dia tidak ngamuk ketika saya langsung membacanya ketika bangun tidur. Atau  ketika dia tertimpa badan saya, waktu tidur malam sementara badan masih keringatan

Lelaki : Aurora, Sebuah Nama - 3 (Selesai)

http://www.wnrn.org/wp-content/uploads/2009/05/sunrise.jpg Petang berlalu pergi dengan cepat. Menarik-narik malam yang masih berselimut dalam lelap tidurnya yang abadi. Seketika, gulita menyergap. Aku kehilangan Aurora ku hari itu. Mataku masih bertumbuk ke angkasa. Menyaksikan lembayung yang sedikit-demi sedikit memudar digerus gelap. Pada hakekatnya, demikianlah kehidupan. Berputar tanpa pernah berhenti. Ada harap dan doa terpanjat ketika hening semakin sempurna menyambangi tiap sudut bumi. Gelap dan terang berganti-ganti tanpa pernah cemburu untuk tampil lebih dulu. Tidak ada perasaan saling menguasai. Disini, semuanya berjalan dalam irama yang tepat dan indah. Seketika, sebuah bintang jatuh di tatapan mata. Ia cemerlang. Hey, dia tidak jatuh. Dia menari-nari dalam orkestra malam. Lincah betul dia berlenggak-lenggok dalam keanggunan yang sempurna. Matanya menari riang. Memanggil-manggil ku untuk terbang menyentuhnya. Aku ingat apa yang dikatakan Aurora, tentang panas