Biasanya, saya tidak pernah terlalu menghiraukan dengan pergantian bulan-bulan dalam setahun. Dari semenjak saya bisa mengingat penanggalan kalender, bulan-bulan itu berjalan sangat teratur, dalam ritme yang sama. Hanya sehari dalam empat tahun, yang berbeda. Selebihnya, dia berjalan seperti robot yang berputar-putar dalam garis imajiner lingkaran yang tidak pernah berujung.
Mengapa Juli?
Ini adalah bulan saya dilahirkan, lebih tiga puluh tahun yang lalu. Bukan angka yang sedikit memang. Untuk sebagian orang, ini adalah berkah dan kutukan. Ini seperti gerbang, dimana taman bunga dan jurang yang dalam menganga, pada tempat bersamaan. Keharmonisan dan keselarasan dalam usia ini, meningkat. seiring dengan kecakapan kita membaur dengan lingkungan, yang bahkan tidak pernah kita sadari sudah datang. Itu seperti taman bunga bukan? Dan disisi yang lain, dia seperti menghadirkan frustasi yang dalam. Ngeri yang berlebihan, serta ledakan emosi yang menghantam segala syaraf, mulai dari kecewa, putus asa, gelisah, dan lain-lain. Takut menghadapi keriput dan uban yang tiba-tiba muncul, serta banyak hal lagi.
Begitu banyak yang terjadi dibulan Juli, masa-masa yang lalu. Satu persatu ia seperti luka kering dikulit, yang sembuh tapi berbekas. Kadang kala, kita bosan melihat bekas itu lagi-itu lagi, tapi seberapa kuat kita mencoba menghilangkannya, toh ia tetap ada dalam benak yang memang lebih sulit untuk dicuci ketimbang rambut.
Dan, saya menyambut Juli dengan suka cita selalu. Tanpa embel-emel dramatik yang alay, atau lebay. Juli akan mengalir apa adanya. Seperti tahun-tahun kemarin. (bmkr/0712)
Comments
Post a Comment