Skip to main content

JPers di Basic Photography with Roy Genggam




Tanggal 8 November 2008, JPers ngadain ngobrol-ngobrol pendek bareng Mas Roy. Yang jadi tema nya, basic photo. dari pengenalan diafragma, shutter speed, asa, sampe bongkar dapur sekitar komersial advertising photography.

Abis-abisan deh, meski cuman singkat aja. Behind the scene yang bikin pada mlongo, terus mulut nganga, terus ngeces deh..hhehe, sapa tuh!!
Mas Roy, ngasih banyak ilmunya. Sampe, ujung-ujungnya ngebahas ular. Ajiiiiiii...tanggung jawab! Secara harus lanjut ke Pasfest untuk reveiw pendakian gn. gede.

Hmm...Karena tanggal 3 November ulang tahun, jadi JPres skalian ngadain ultah susulan. Kue coklat yang nyummy banget dari Arief belalang! Thanks ya boss...serta kasih kado, Gajah-gajah dalam prisma kaca.
Acara tambah seru waktu Uchit ngeluarin asinan bogor yang ternyata, dimakan ujan-ujan juga tetep maknyoss. Apa lagi roti bakar aneka rasa.

Wah lengkap lah sessi ini ditutup dengan gembira.
Siap!! Next time bikin lagi kan JPers. Katanya mao Out Door hunting.! yuk!

boim akar
www.roygenggamphotography.com

Comments

  1. hus!! mas roy nggak mao di panggil om..hehe

    ReplyDelete
  2. tapi ttp yang paling narsis tahu kan siapa??

    ReplyDelete
  3. lw dah balik bro...!! tp kue nya ikutan kok,... next time yang fruit cake yah...nyummuyyy!!

    ReplyDelete
  4. ultahnya seeh tanggal 3...tp berhubung JPers baru ktemu tanggal 8 skalian aja!!

    ReplyDelete
  5. Ternyata dunia fotografi itu seru, jadi pengen bisa beneran deh
    liat proses pemotretan untuk iklan di komputer nya mas Roy wah seru, apalagi bisa liat langsung yah wah gak kebayang

    ReplyDelete
  6. di tunggu do, kpan mo maen ksini lagi..jangan kpok ya !

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kelas Photo

Start:      Nov 3, '08 03:00a End:      Nov 10, '08 Location:      photo Dear Jper's Ada kabar gembira nech...., Mister Roy Genggam yang photographer profesional dan penyayang ular itu akhirnya meluangkan waktunya untuk sharing ilmu photography dengan jpers . Siapa tahu setelah mengikuti kursus ini foto foto petualangan kita makin kinclong dan laku dipasarkan.. Adapun schedule kegiatannya sebagai berikut Tanggal : 08 November 2008 Waktu : 13.00 ~ 17.00 WIB Lokasi : Studio Roy Genggam Jalan Karyawan No. 12 Pondok Pinang Jaksel PIC : Boim Akar ( 021-95465096 ) 25 Jpers yang sudah terdaftar mohon untuk confirm kehadirannya segera ke Obie ( 0856-93208384 ), karena apabila berhalangan hadir akan diisi oleh Jpers yang lain ..... Boim =confirm Tante Nha = confirm Sigit A = confirm Kris Ibenk Rera Aji Timmy Gonjes Yuli Yani cowok Obie Bule lele Ira Faris Redi Ucit Andy Ray Andreas Tonny M

Perjalanan 7: Segelas Kopi di Danau Muram

Kesendirian menghadirkan ingatan-ingatan masa lalu yang suram. Bayangan tentang kegagalan, kecenderungan kekecewaan dan frustasi masa silam. Semua bergulir pelan, menyiksa batin yang berontak ingin melepaskan semuanya. Menunggu tangan-tangan kuat untuk mengangkat penderitaan yang berkarat itu. Yah.. kesendirian yang seharusnya menyenangkan, namun sering kali hanya pelarian. Angin sore dari hutan bambu berhembus pelan. Mengerakkan batang-batang berbuku saling bergesekan, menciptakan decit yang mengganggu pendengaran. Aku mempercepat langkah mengikuti arah yang ditunjukkan Lelaki itu. Meloncati beberapa akar dan tanah becek. Hingga kecerobohan membuat aku terjerembab ke tepi danau. Dari kejauhan, aku melihat Dia tertawa senang. "Senang sekali melihat orang menderita!" runtukku ketika sampai didekatnya. Dia makin tertawa dengan lepasnya. "Kopinya sudah habis. Kelamaan sih sampe sininya," ujarnya menggoda. "Ah, nyesel udah lari sampe nyungsep ga ada hasil. Kotor se

Lelaki – Pengelana dan Setangkai Lily

Pada dasarnya, hidup adalah pengarungan waktu yang berujung pada sebuah keputusan. Terus menerobos mencari persinggahan, kemudian memutuskan untu tinggal selamanya, atau mengembara terus, mencar sesuatu yang belum tentu ada. Kepuasan batin yang kemudian menjadi alasan, lama-lama seperti pembenaran dari sebuah ketidakjujuran hati, akan perlunya dermaga untuk melabuhkan bahtera tanpa nama itu. Seorang pengelana di neger ginseng, Korea, melintasi gunung bukit, mengarungi lautan, menempuh jalanan berkilo-kilo meter, sebagai seorang pelukis. Pada kedalaman hutan-hutan tidak berpenghuni, dia mendapati sejuta kecemerlangan kehidupan. Kesunyian menghadirkan syair-syair dalam bahasa cinta yang manis. Meski dia belum tau persis, apa makna dari mencintai itu sebenarnya. Namun, dia tak pernah berfikir untuk  berhenti mengembara. Sang pengelana itu, pada hari malam dan cuaca dingin, jauh dari kampung halamannya, singgah di warung seorang  janda beranak satu, yang mulai remaja. Sang Janda, meny