Pada dasarnya, hidup adalah pengarungan waktu yang berujung pada sebuah keputusan. Terus menerobos mencari persinggahan, kemudian memutuskan untu tinggal selamanya, atau mengembara terus, mencar sesuatu yang belum tentu ada. Kepuasan batin yang kemudian menjadi alasan, lama-lama seperti pembenaran dari sebuah ketidakjujuran hati, akan perlunya dermaga untuk melabuhkan bahtera tanpa nama itu. Seorang pengelana di neger ginseng, Korea, melintasi gunung bukit, mengarungi lautan, menempuh jalanan berkilo-kilo meter, sebagai seorang pelukis. Pada kedalaman hutan-hutan tidak berpenghuni, dia mendapati sejuta kecemerlangan kehidupan. Kesunyian menghadirkan syair-syair dalam bahasa cinta yang manis. Meski dia belum tau persis, apa makna dari mencintai itu sebenarnya. Namun, dia tak pernah berfikir untuk berhenti mengembara. Sang pengelana itu, pada hari malam dan cuaca dingin, jauh dari kampung halamannya, singgah di warung seorang janda beranak satu, yang mulai remaja. Sang Janda, meny
Boim Akar anak Emakkkkkkk..apakabar lo??
ReplyDeleteRizaaa.. woooyy,,, tetangga yang dekat tp jauuuuhh... baekk. dirimu gmana??
ReplyDeletealhamdulillah baik.. bgm kabar emak? smoga beliau sehat & bahagia slalu ya krn pny anak2 yg sayang pdnya..:)
ReplyDeleteBoim...dah musim ujan nih.pasti lg panen rambutan ya...wuiiihhh srrrllllppp....:D